CERITA TENTANG BOSAN  

Thursday, December 25, 2008

BOSAN………….
ALWAYS MY…………………….


Ini sebuah cerita ringan tentang kebosanan.

Seorang tua yang bijak ditanya oleh tamunya.

Tamu :"Sebenarnya apa itu perasaan 'bosan', pak tua?"

Pak Tua :"Bosan adalah keadaan dimana pikiran menginginkan perubahan, mendambakan sesuatu yang baru, danmenginginkan berhentinya rutinitas hidup dan keadaan yang monoton dari waktu ke waktu."

Tamu :"Kenapa kita merasa bosan?"

Pak Tua :"Karena kita tidak pernah merasa puas dengan apa yang kita miliki."

Tamu :"Bagaimana menghilangkan kebosanan?"

Pak Tua :"Hanya ada satu cara, nikmatilah kebosanan itu, maka kita pun akan terbebas darinya."

Tamu :"Bagaimana mungkin bisa menikmati kebosanan?"

Pak Tua:"Bertanyalah pada dirimu sendiri: mengapa kamu tidak pernah bosan makan nasi yang sama rasanya setiap hari?"


Tamu :"Karena kita makan nasi dengan lauk dan sayur yang berbeda, Pak Tua."

Pak Tua :"Benar sekali, anakku, tambahkan sesuatu yang baru dalam rutinitasmu maka kebosanan pun akan hilang."

Tamu: "Bagaimana menambahkan hal baru dalam rutinitas?"

Pak Tua :"Ubahlah caramu melakukan rutinitas itu. Kalau biasanya menulis sambil duduk, cobalah menulis sambil jongkok atau berbaring. Kalau biasanya membaca di kursi, cobalah membaca sambil berjalan-jalan atau meloncat-loncat. Kalau biasanya menelpon dengan tangan kanan, cobalah dengan tangan kiri atau dengan kaki kalau bisa. Dan
seterusnya." Lalu Tamu itu pun pergi.

Beberapa hari kemudian Tamu itu mengunjungi Pak Tua lagi.

Tamu :"Pak tua, saya sudah melakukan apa yang Anda sarankan, kenapa saya masih merasa bosan juga?"

Pak Tua :"Coba lakukan sesuatu yang bersifat kekanak-kanakan."

Tamu :"Contohnya?"

Pak Tua :"Mainkan permainan yang paling kamu senangi di waktu kecil dulu."

Lalu Tamu itu pun pergi.

Beberapa minggu kemudian, Tamu itu datang lagi ke rumah Pak Tua.

Tamu :"Pak tua, saya melakukan apa yang Anda sarankan. Di setiap waktu senggang saya bermain sepuas-puasnya semua permainan anak-anak yang saya senangi dulu. Dan keajaiban pun terjadi. Sampai sekarang saya tidak pernah merasa bosan lagi, meskipun di saat saya melakukan hal-hal yang dulu pernah saya anggap membosankan. Kenapa bisa demikian, Pak Tua?"

Sambil tersenyum Pak Tua berkata:

"Karena segala sesuatu sebenarnya berasal dari pikiranmu sendiri, anakku. Kebosanan itu pun berasal dari pikiranmu yang berpikir tentang kebosanan.

Saya menyuruhmu bermain seperti anak kecil agar pikiranmu menjadi ceria.
Sekarang kamu tidak merasa bosan lagi karena pikiranmu tentang keceriaan berhasil mengalahkan pikiranmu tentang kebosanan.

Segala sesuatu berasal dari pikiran.
Berpikir bosan menyebabkan kau bosan.
Berpikir ceria menjadikan kamu ceria."

Read More..
AddThis Social Bookmark Button
Email this post


HIPNOTERAPI  

“Healing is not a condition of matter, but of mind”

Sebelum memahami tentang hipnoterapi kita mesti memahami dulu tentang hipnosis. Setiap budaya telah menggunakan hipnosis dalam berbagai bentuk. Bukti paling kuno dan nyata adalah keberadaan para dukun, yang biasanya juga dianggap sebagai tabib atau penyembuh. Dalam persiapan untuk melakukan penyembuhan, sang dukun melakukan berbagai hal untuk meningkatkan kemampuannya konsentrasi, misalnya dia akan berpuasa, tidak minum alkohol, dan lain-lain. Hal itu perlu dilakukan, karena ia membutuhkan kemampuan konsentrasi yang bagus. Karena ia membutuhkan konsentrasi biasanya mereka melakukan praktek di tempat yang “ideal”, agak gelap, tenang, terpisah dari keramaian, suatu tempat yang nyaman bagi dukun untuk masuk ke dunia “lain”. Biasanya diawali dengan lagu atau tarian yang dianggap mistis, pukulan drum, atau bunyi-bunyian lain, namun semuanya memiliki pola yang sama : monoton dan ritmik. Pengulangan bunyi-bunyian membuat kejenuhan, dan dukun dapat masuk dalam ketidaksadaran.


Pada tahun 1700 an, Franz Anton Mesmer (1733-1815) seorang dokter dari Austria menyadari fenomena penyembuhan tersebut. Mesmer percaya bahwa cairan kosmik tersimpan dalam suatu benda dan dapat ditransferkan untuk menyembuhkan seseorang. Pada pertengahan 1800-an Jhon Elliot menggunakan hipnosis untuk mengurangi rasa sakit. Di India , James Esdaile (1808-1859) menggunakan hipnosis sebagai pengganti bius untuk amputasi. Kemudian muncul Jean Martin Charcot (1825-1893) yang menganati kondisi trance sebagai kondisi histeria dan dikatagorikan sebagai aktivitas neurologi yang abnormal. Hipnosis kemudian semakin berkembang , dengan munculnya Leibualt, Bernheim, Freud, erikson, dan lain-lain
Kata hipnosis, menurut Kamus Encarta memiliki dua makna:
• Suatu kondisi yang menyerupai tidur yang dapat secara sengaja dilakukan kepada orang, di mana mereka akan memberikan respons pada pertanyaan yang diajukan dan sangat terbuka dan reseptif terhadap sugesti yang diberikan oleh hipnotis.
• Teknik atau praktik dalam mempengaruhi orang lain untuk masuk ke dalam kondisi hipnosis.
Para pakar hipnosis juga memberikan definisi masing-masing untuk kata hipnosis. Beberapa definisi itu, antara lain:
• hipnosis adalah suatu kondisi di mana perhatian menjadi sangat terpusat sehingga tingkat sugestibilitas meningkat sangat tinggi,
• hipnosis adalah seni komunikasi untuk mempengaruhi seseorang sehingga mengubah tingkat kesadarannya, yang dicapai dengan cara menurunkan gelombang otak,
• hipnosis adalah seni eksplorasi alam bawah sadar,
• hipnosis adalah kondisi kesadaran yang meningkat,
• hipnosis adalah suatu kondisi pikiran yang dihasilkan oleh sugesti.
Kata hipnotis seharusnya diartikan sebagai orang yang melakukan hipnosis atau juru hipnosis.

Sebenarnya hampir setiap hari kita mengalami kondisi yang menganut konsep dasar hipnosis, yaitu kita bekerja dengan pikiran bawah sadar bukan dengan pikiran sadar. Namun kondisi tersebut tidak banyak bermanfaat bagi kita karena kurangnya pengetahuan kita akan keadaan tersebut.
Saat menonton film dan adegan film sedang seru-serunya kita pasti merasa tubuh kita menjadi tegang, napas berubah, dan jantung kita berdebar lebih kencang. Mengapa? Bukankah kita tahu bahwa apa yang sedang kita tonton bukanlah suatu kejadian nyata? Pikiran sadar kita tahu bahwa film itu bukan sesuatu yang nyata, namun pikiran bawah sadar kita menerima apa yang kita lihat dan alami sebagai sesuatu yang nyata.
Saat menonton film, perhatian kita sangat terpusat pada apa yang sedang berlangsung di layar sehingga kita memblok suara-suara lain, misalnya suara batuk penonton lainnya, atau suara handphone yang berbunyi. Pada saat itu, kita sangat sadar dengan keberadaan diri kita yang sedang menonton film. Semua sensasi atau perasaan yang kita rasakan saat menonton film, misalnya perasaan sedih, gembira, kecewa, marah, jengkel, atau bahagia merupakan hasil kerja pikiran bawah sadar kita. Saat itu kita Sebenarnya berada dalam kondisi hipnosis.

Read More..
AddThis Social Bookmark Button
Email this post


DEAR MOM ..........in memorial………………. Desember 2008  

MENGAPA IBU MENANGIS

Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya pada ibunya.
"Ibu, mengapa Ibu menangis?".
Ibunya menjawab, "Sebab, aku wanita".
"Aku tak mengerti," kata si anak lagi.
Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat.
"Nak, kamu memang tak akan mengerti...."

Kemudian, anak itu bertanya pada ayahnya.
"Ayah, mengapa Ibu menangis? Sepertinya Ibu menangis tanpa ada sebab yang
jelas?
Sang ayah menjawab, "Semua wanita memang menangis tanpa ada alasan."
Hanya itu jawaban yang bisa diberikan ayahnya.

Lama kemudian, si anak itu tumbuh menjadi remaja dan tetap
bertanya-tanya,mengapa wanita menangis.

Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan "Ya Tuhan,
mengapa wanita mudah sekali menangis? Dalam mimpinya, Tuhan menjawab,
"Saat Kuciptakan wanita, aku membuatnya menjadi sangat utama.
Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya,walaupun juga, bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan
kepala bayi yang sedang tertidur.

Kuberikan pada wanita kekuatan untuk dapat melahirkan,
dan mengeluarkan bayi dari rahimnya, walau, seringkali pula, ia kerap
menerima cerca dari anaknya....

Kuberikan pada wanita keperkasaan, yang
akan membuatnya tetap bertahan,
pantang menyerah, saat semua orang sudah putus asa.

Kuberikan pada wanita kesabaran, untuk merawat keluarganya,
walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah..

Kuberikan pada wanita, perasaan peka dan kasih sayang, untuk mencintai
semua anaknya, dalam kondisi apapun, dan dalam situasi apapun.
Walau, tak jarang anak-anaknya itu melukai perasaannya, melukai hatinya.
Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang
terkantuk menahan lelap dan sentuhan kasih sayangnya akan memberikan kenyamanan saat
didekapdengan lembut olehnya.

Kuberikan pada wanita! kekuatan untuk membimbing
suaminya, melalui masa-masa sulit, dan m enjadi pelindung baginya.
Sebab, bukankah tulang rusuk yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak?

Kuberikan pada wanita kebijaksanaan, dan kemampuan untuk
memberikan pengertian dan menyadarkan bahwa, suami yang baik adalah yang
tak pernah melukai istrinya.
Walau, seringkali pula, kebijaksanaan itu akan
menguji kesetiaan yang diberikan kepada suami, agar tetap berdiri,
sejajar, saling melengkapi, dan saling menyayangi

Dan, akhirnya, kuberikan pada wanita airmata agar dapat mencurahkan
perasaannya.
Inilah yang khusus kuberikan kepadanya, agar dapat digunakan kapanpun ia
inginkan.
Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya, airmata
ini adalah airmata kehidupan....

******************
dwi_zidan@yahoo.co.id
in memorial……………….DEAR MOM

Read More..
AddThis Social Bookmark Button
Email this post


OVERVIEW OF THE IMPLEMENTATION OF VOLUNTARY COUNSELING
AND TESTING (VCT) PROGRAM TO GROUP OF HIGH RISK HIV/AIDS
INFECTED AT KHATULISTIWA ANONYMOUS VCT CENTER POLYCLINIC,
PONTIANAK
Dwi Suseno1, Ibrahim Rahmat2, Sri Warsini2


ABSTRACT

Background: Within the past 20 years the number of HIV/AIDS patients has reached
more than 60 million people. HIV/AIDS has become epidemy in nearly 190 countries.
Indonesia as a country of concentrated level epidemy needs a prevention program which
involves public health approach. One effort is through Voluntary Counseling and Testing
(VCT).

Objective: To get an overview on the implementation of VCT program at Khatulistiwa
Anonymous VCT Center Polyclinic, Pontianak.

Method: This was a descriptive study with cross sectional design. Samples were
purposively taken. Subject of the study was HIV infected risk group visiting Khatulistiwa
Anonymous VCT Center Polyclinic. Data were obtained from observation and indepth
interview. There were 5 respondents.

Result: Average VCT examination flow was good (50%), using one door setting.
Average pretest counseling phase was very good (84.4%). Average blood examination
phase was not adequate (30%). Average post test counseling phase was very good
(100%).

Conclusion: The implementation VCT examination flow was good, pre test counseling
phase was very good, blood examination phase was not adequate and post test counseling
phase was very good.

Keywords: HIV/AIDS, voluntary counseling and testing
1.Mental Hospital, Pontianak
2. Nursing Education Program, Faculty medicine, Gadjah Mada University

Read More..
AddThis Social Bookmark Button
Email this post


Design by Amanda @ Blogger Buster